Hari ini ane akan memberi sesuatu rahasia tentang kota kota yang menghilang dari peradaban dikarenakan hal sesuatu,. oke langsung simak saja , berikut 3 Kota Hilang Yang Pernah Ada
Kota Pertama Yang Hilang yaitu,
LEGETANG
Apakah ada yang tau cerita tentang dukuh Legetang? Banyak kok ceritanya bertebaran di inet. Dukuh Legetang terletak di desa Pekasiran, kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara, masih berada di wilayah pegunungan Dieng – Petarangan. Secara astronomis terletak pada 7.19416667S, 109.8652778E. Legetang merupakan tragedi terbesar yang melanda daerah Dieng melebihi peristiwa gas beracun kawah Sinila yang lebih tersohor daripada peristiwa Legetang. Inti ceritanya adalah mengenai dukuh yang diazab dengan longsoran dari gunung dengan suatu keanehan di mana keadaan longsoran yang tidak masuk akal.
Jarak dari kompleks wisata Dieng (Arjuna, Sikidang, Warna)
menuju tugu Legetang tidak begitu jauh, cuma beberapa kilo. Jalannya pun masih
sejalur dengan jalur menuju Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, dan Sumur
Jalatunda. Kalau pernah ke Dieng tapi gak sampai tiga tempat tersebut begini
petunjuknya, dari Dieng (gampangnya gapura perbatasan Wonosobo - Banjarnegara)
menuju ke arah Banjarnegara, Batur, Wanayasa, dll. Sedikit kilo kemudian
bakalan nemu pertigaan berbentuk Y, ambil jalur yang menurun, yang kanan, kalau
kiri bisa juga tapi mutar jauh (ke kiri jalur ke telaga Merdada), nanti bakalan
lewatin telaga Sewiwi, pertigaan arah Kawah Sileri, lalu perkampungan desa
Kepakisan.
Tugu
Legetang berlatar gunung Pengamunamun
Ada Apa Disana ??
Di sana cuma ada tugu tua di tengah-tengah ladang, gak ada yang lainnya, cuma bisa lihat pemandangan :p. Lumayan sih bisa lihat pemandangan gunung Nagasari (kalau cerah), atau gunung Pengamunamun dan gunung Jimat, atau celahnya yang misterius :p. Oh iya sebenarnya di tugu ini terdapat tulisan (kayaknya sih, lihat di foto kaya gitu), tapi pas saya ke sana sudah gak ada. Begini isinya:
“Tugu peringatan atas tewasnja 332 orang penduduk dukuh
Legetang serta 19 orang tamu dari lain-lain desa sebagai akibat longsornja
gunung Pengamun-Amun pada tg.16/17-4-1955”
Sebenarnya ada yang berbeda antara tulisan di tugu ini
dengan monumen yang ada di pertigaan ke kawah Sileri, pada monumen tersebut
jumlah korban meninggal 450 orang, beda sekitar 100 orang dengan yang ada di
tugu, yang benar entahlah. Katanya sih warga dukuh yang selamat cuma 1 orang
karena lagi gak di rumah, dan sekarang dah meninggal.
Walaupun di bawahnya tekubur satu dusun dengan segala isinya
termasuk penduduknya, namun saat ini bagian atas sudah berubah jadi ladang.
Puncak
Pengamunamun yang ikut longsor (katanya)
Sedikit Investigasi
Peta
1922
Pertama, dukuh Legetang benar-benar ada di tempat di sekitar
tugu tersebut. Di peta baik tahun 1922 dan 1943 terdapat daerah Legetang di
lokasi yang ada di dekat tugu tersebut (agak ke utara).
Kedua, terdapat sungai antara gunung Pengamunamun dengan
dukuh Legetang sebelum terjadi longsoran yang terlihat pada peta. Perlu
diingat, dalam keanehan yang ada adalah sungai tersebut tidak terkena dampak
longsoran (logikanya sungai juga terkena longsoran kan) dan pas saya lihat saat
ini memang ada sungai kok di sana, tapi emang gak besar, kalau gak percaya
lihat aja di google earth . Saya bandingin dengan peta dari BNPB bentuk
aliran sungai juga mirip.
Peta BNPB
|
Ketiga, tinggi gunung Pengamunamun pada peta 1922 dan 1943
adalah 2173 mdpl, sedangkan peta BNPB adalah 2175.71 mdpl. Jika melihat hasil
ini dengan mempertimbangkan kesalahan pengukuran dan perbedaan peralatan karena
zaman, maka dapat disimpulkan bahwa tinggi gunung Pengamunamun tidak terdapat
banyak perubahan. Disebutkan bahwa di dekat tugu terdapat puncak gunung
Pengamunamun yang ikut terbawa longsoran tetapi jika dilihat dari perbandingan
tersebut, gundukan tersebut bukanlah puncak (tertinggi) gunung. Hal ini dapat
membuat dua hipotesis baru, yang longsor bukan gunung Pengamunamun atau
longsoran cuma dibagian lereng hingga tempat yang terlihat seperti puncak dari
bawah walau bukan puncak tertinggi.
Keempat, bentuk kontur. Sayangnya saya sulit buat membandingin
kontur peta lama dengan peta BNPB . Yang terlihat beda paling bentuk
lekukan konturnya, peta dulu cukup detil meliuk-liuk khas gunung sedangkan peta
BNPB tidak terlalu meliuk-liuk -___-;), cuma pas lihat dari google earth
terdapat semacam cerukan di gunung pengamunamun yang tidak melambangkan kontur
dari peta. Tapi mengingat daerah Dieng merupakan daerah dengan tingkat erosi tinggi
jadinya entah itu cerukan kapan terjadi.
Foto Udara Google Earth
|
Investigasi selesai dengan kesimpulan terserah pada diri
masing-masing :p. Yang pasti Legetang telah menghilang dari peta. Intinya
jangan terlalu mempercayai apa yang saya utarakan karena saya juga belum lahir
di zaman itu :p. Oh iya di dekat Legetang terdapat gua Djimat yang terkenal
mematikan, tapi sebelah mana saya kurang tau, dan sering juga disebut lembah
kematian yang sampai bisa mengawetkan mayat selama 2 tahun. Dan investigasi
berakhir menggantung.....
Dusun yang Hilang
Selain Legetang, di sekitar Dieng ternyata banyak dusun yang
saat ini sudah tidak ada entah apa yang terjadi padanya. Beberapa dusun yang
dulu pernah ada antara lain Kapucukan, Timbang, Kepakisan Lor, Sidolok,
Gajahmungkur, dan Pagerkandang. Telaga-telaga di Dieng pun beberapa sudah
menghilang, mungkin mengering dan akhirnya jadi ladang penduduk tanpa kembali
lagi seperti telaga lumut dan terus. Dia yang hilang dia yang terlupakan.....
sumber :
POMPPEI
Perjalanan panjang peradaban dunia memuat jutaan kisah
tentang pelajaran hidup. Ada kisah yang penuh suka, ada pula yang berbalut
duka. Satu kisah miris tentang sebuah Kota yang seketika hancur dalam satu malam
karena amukan bencana ternyata bukan menjadi cerita dongeng semata.
Kisah yang melegenda itu berasal dari negeri Italia. Hilang
dan terkuburnya Kota Pompeii adalah cerita yang patut direnungkan. Bukti
sejarah terkuburnya Pompeii nyata adalah bukti kota yang seketika diazab oleh
Sang pemilik kehidupan, kota yang hancur dan tenggelam hanya dalam hitungan
malam.
Kala itu, matahari yang makin meninggi bukan menjadi awalan
hari bagi ribuan penduduk Kota Pompeii. Kota yang megah di kaki Gunung Api
Vesuvius itu belum sepenuhnya terbangun, mereka masih terlelap seelah
menghabiskan malam dengan pesta pora, perayaan, dan ingar bingar tanpa henti.
Pada masanya, layaknya Kota Las Vegas di masa kini.
Kehidupan gemerlap malam, kegilaan duniawi, arak, alkohol, seks, dan semua
jenis candu luluh dalam deru nafas dan aliran darah penduduk Kota Vesuvius.
Setiap malamnya mereka berpesta, kekayaan dan kemegahan Kota Pompeii melelapkan
mereka dari segala kewajiban pekerjaan dan mencari nafkah.
Namun, di siang itu, kalender Masehi mencatatkan tanggal 24
Agustus tahun 79 Masehi. Sejarah Kota Pompeii yang melegenda karena gemerlap
malamnya nampak masih tertidur dalam kelelahan usai pesta. Dalam sekejap, bumi
bergetar hebat, guncangan menghentak semua penduduk dan membangunkan mereka
yang masih termabuk oleh kerasnya alkohol. Semua yang diam seketika berguncang.
Tak sampai semenit, guncangan berubah menjadi gemuruh
dahsyat dari puncak Gunung Vesuvius. Gunung api itu ternyata sedang terbangun.
Dapur magmanya yang besar sedang mendidih, bersiap memuntahkan isinya melalui
celah sempit kawahnya. Sementara itu, di Kota Pompeii seluruh bangunan yang
rapuh, berikut patung-patung besar berpose mesum, rumah bordil semi permanen,
arena gladiator yang dipakai berjudi, serta gedung teater rubuh seketika.
Kota maksiat itu pun terkubur total. Sejarah mencatat
ada 20.000 jiwa warga yang terjebak dalam bencana dahsyat Vesuvius. Lahar panas
yang mengalir deras menghanguskan seluruh Kota Pompeii hanya dalam satu hari.
Mengenggelamkan kota itu hingga sedalam tiga meter. Sejak bencana itu, Kota
Pompeii pun hilang dalam peradaban Kekaisaran Romawi. Pompeii pun dilupakan
sejarah, hingga akhirnya ditemukan pada tahun 1748.
sumber : http://blog.act.id/kisah-kota-pompeii-kota-maksiat-yang-terkubur-bencana/
Dan Yang Terakhir
SODOM
Kota Sodom dan Gomorrah adalah dua kota yang dikaitkan
dengan kisah Nabi Luth dan kaumnya.
Paling tidak, dalam pandangan Islam,
Kristen, Yahudi, diyakini bahwa dua kota ini memang pernah ada, dan kemudian
dihancurkan Tuhan akibat begitu besarnya kemaksiatan yang dilakukan oleh
penduduknya.
Kota inilah yang daripadanya lahir istilah sodomy, and
sodomite. Bahkan, dalam bahasa Ibrani, Sodom itu sendiri berarti terbakar, dan
Gomorrah berarti terkubur.
Sekitar 4000 tahun yang lalu, Sodom dan Gomora menyandang
reputasi sebagai kaum yang melegalkan berbagai penyimpangan seksual.
Walau Kitab suci tak pernah menyebutkan apa perbuatan mereka
secara mendetil sehingga bisa bernasib seperti itu. Walaupun demikian, Kitab
suci sangat jelas memberikan penggambaran mengenai hukuman yang mereka terima
dari Sang Pencipta.
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum
Luth itu (terjungkir-balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani
mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS Huud ayat
82)
Jika cerita mengenai Sodom dan Gomora memang terjadi seperti
apa yang dikisahkan di dalam Al-Quran maupun Injil, maka sangat mungkin terjadi
di suatu lahan kosong terpencil di sebelah lautan tanpa kehidupan. Tapi,
dimanakah tempat itu?
Seperti yang kita ketahui, banyak tempat yang dikisahkan
didalam kitab suci sulit untuk ditentukan dimana lokasi yang sebenarnya.
Contohnya didalam Kitab Taurat yang membahas tentang lima kota lembah. Sampai
saat ini kita hanya bisa berspekulasi bahwa kelima kota tersebut berada disekitar
laut mati.
Cerita mengenai Sodom dan Gomora ini terjadi di zaman
Ibrahim a.s, berabad-abad sebelum Musa a.s keluar dari tanah Mesir.
Tak ada yang menemukan petunjuk kota seperti itu pernah ada,
sebab tak pernah ada orang yang sungguh-sungguh mencari-nya. Hingga pada tahun
1924, Ahli purbakala bernama William Albright berangkat menuju ke Laut Mati
untuk melakukan penelitian disana.
Beberapa orang yang bersamanya jelas mencari keberadaan
sisa-sisa Sodom dan Gomora. Mereka mengitari pantai tenggara dari laut mati
hingga mereka ahirnya tiba di sutus purbakala Bab-edh-dhra.
Bab-edh-dhra (dibaca : Babhedra), merupakan situs jaman
perunggu, namun tak ada petunjuk jika situs itu meupakan suatu kota. Tampaknya
daerah itu merupakan suatu daerah pemakaman. Namun Albright tak memiliki sumber
daya untuk menggalinya.
Jadi hampir 50 tahun berlalu sebelum ada yang kembali ke
situs tersebut untuk melakukan penggalian. Ahli Purbakala Paul Lapp memimpin
penggalian di tahun 1967, dan Thomas Schaub termasuk salah satu penggalinya.
Bab-edh-dhra merupakan makam terbesar khas jaman perunggu
yang mereka gali, panjangnya 15 meter dan lebarnya 7 meter.
Misterinya, sekitar tahun 2350 SM, penguburan itu mendadak
berhenti tak ada yang tahu mengapa. Ada sejumlah sebab mengapa suatu situs tak
ditempati lagi, beberapa bisa disimpulkan, beberapa lagi tidak. Penyebab pada
umumnya mungkin persediaan air mengering, lingkungan berubah, iklim berubah
atau orang-orangnya dibasmi total.
Sodom dan Gomora dari segi Sanis
Dilansir berbagai sumber, penelitian-penelitian arkeologi
dan geologi yang telah dilakukan sejak tahun 1920-an di wilayah Laut Mati
menemukan bahwa bekas-bekas kota Sodom dan Gomora paling mungkin terletak di
tepi tenggara Laut Mati, yaitu dua kota yang di dalam arkeologi dikenal sebagai
Bab edh-Dhra (Sodom) dan Numeira (Gomora).
Di kedua kota itu ditemukan banyak artefak dan rangka
manusia yang menunjukkan bekas kejadian bencana pada sekitar tahun 2000 SM.
Laut Mati merupakan pull-apart basin yang dibentuk oleh tarikan transtensional
dua sesar mendatar mengiri (sinistral-transtensional duplex) Sesar Yudea dan
Sesar Moab.
Sodom dan Gomora terletak di atas Sesar Moab. Laut Mati
dicirikan oleh endapan elisional, kegempaan yang tinggi, fenomena diapir,
gunung garam dan gunung lumpur, serta akumulasi hidrokarbon (aspal dan bitumen)
dengan kadar belerang tinggi.
Pembinasaan Sodom dan Gomora diinterpretasikan terjadi
melalui bencana geologi dengan urutan :
- Pergerakan Sesar Moab
- Gempa dengan magnitude 7,0+ yang menghancurkan kota-kota dan sekitarnya serta likuifaksi yang menenggelamkan sebagian wilayah kota-kota,
- Erupsi gunung garam dan gunung lumpur yang meletuskan halit, anhidrit, batu-batuan, lumpur, aspal, bitumen, dan belerang,
- Kebakaran kota-kota dan sekitarnya karena material hidrokarbon yang diletuskan terbakar sehingga menjadi hujan api dan belerang.
Bencana katastrofik ini telah meratakan Sodom dan Gomora dan
menewaskan seluruh penduduknya kecuali Luth dan dua putrinya.
Api dari langit yang menghujani Sodom dan Gomora bukan
fenomena astroblem (seperti meteor), melainkan fenomena katastrofi (malapetaka)
geologi berupa aspal dan bitumen yang terbakar serta belerang yang berasal dari
letusan gunung garam dan gunung lumpur
sumber : http://sumsel.tribunnews.com/2015/07/06/kisah-hancurnya-kota-sodom-dan-gomorrah-yang-legalkan-penyimpangan-seksual?page=2
oke itu dia kota yang terakhir ane bahas, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kalian semua :v..
created by : yudafajar
numpang spam...
BalasHapusnumpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
numpang spam...
Oke :v
Hapuskeren bang klo investigasi lgii... bnr2 penasaran saya..
BalasHapusbanyak sekali pelajaran dan hal positif yg d dpt mungkin klo ada investigasi secara total... dan saya yakin banyak manfaatnya