Senin, 11 November 2013

Resensi Novel Kunang-Kunang

Hari ini dimana ane habis vacum dari dunia maya, ane akan memposting tentang resensi novel yang berjudul "Kunang-Kunang" , langsung aja di simak, semoga bermanfaat :o

Larik Larik Senyap



Judul                     : Kunang Kunang
Pengarang             : Delbin Clyte
Kota terbit             : Jakarta
Penerbit                 : Miracle Books
Tebal Halaman       : xii + 284 halaman
Dimensi                  : 13 x 19 cm
Harga                     : Rp 45.000,-
Tahun                     : 2013
ISBN                     : 602 – 17695 – 0 – 3 


                Langit sudah mulai meremang, entah dikarenakan cuaca mendung atau hari memang sudah beranjak malam. Anggara memarkirkan sepeda motornya tidak jauh dari pinggiran danau, yang terdapat jalan setapak yang terbuat dari semen. Kalau minggu pagi di danau ini cukup ramai, banyak orang-orang lari pagi atau sekedar mejeng.
                Dari kejauhan Anggara melihat seorang perempuan yang tengah berdiri di tepi danau tempat biasanya dia disana. Celana jeans hitam dan kaos bewarna merah memperjelas lekuk tubuh perempuan itu yang langsing dan berkulit putih. Anggara menjadi penasaran seperti apa wajah perempuan ini, sebab dari belakang nampak begitu sempurna.
                Anggara berniat melihat wajah si perempuan, namun tak ingin ketahuan kalau dia ingin melihat. Baru saja Anggara menoleh ke arah perempuan itu, si perempuan ikut menoleh ke arah Anggara. Tiba-tiba si perempuan menegur Anggara. Anggara berusaha menyembunyikan malunya dengan berkilah.
                   Tiba-tiba terdengar suara monophonic, khas salah satu merek ponsel, ternyata ponsel perempuan itu yang berbunyi. Ia segera menjawabnya, perempuan itu langsung pergi, Anggara memperhatikannya sampai perempuan itu sudah jauh.
               Sore itu suasana di danau begitu tenang, semilir angin berembus sepoi-sepoi menyebabkan daun-daun dan ilalang bergemerisik. Anggara sangat suka dengan suka dengan situasi seperti ini. Sembari menunggu hari gelap, Anggara mengeluarkan buku, semacam buku agenda, namun berisi kumpulan puisi yang dia tulis. Tak ketinggalan kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa serapan jawa, dan sanskerta sebagai panduan dia menulis puisi. Keadaan sore itu sungguh menggoda hasratnya untuk menulis puisi.
                Petang berangsur lindap. Satu per satu,  kunang-kunang bermunculan, hingga langit semakin gelap, kunang-kunang semakin banyak bermunculan dan berkerlap-kerlip. Anggara begitu menikmati keindahan lukisan alam yang tak terbantahkan ini. Keindahan yang telah pula terekam dalam larik-larik puisi Anggara tentang senyap.
Keunggulan buku : buku ini di tulis dengan menggunakan bahasa yang sederhana, pilihan kata-kata yang puitis, dan jauh dari kesan menggurui.
Kelemahan buku : adapun kelemahan buku ini dari peristiwa yang tidak patut kita contoh dimana siswa SMA Tritura mengikuti tawuran dengan sekolah SMA Budi Sakti.

 By : @yudafajar1